Ceng-ceng adalah bagian penting dari seperangkat gamelan Bali. Di antara alat gamelan yang lain, dalam satu performa, ceng-ceng memegang peran yang sangat penting.
Ceng-ceng Bali ini juga dikenal dengan sebutan ceng-ceng ricik.
Bahan terbuat dari kayu nangka dan tembaga. Terdiri atas 6 (enam) buah
logam bundar bagian bawah dan 2 (dua) logam bundar bagian atas.
Cara memainkan alat musik
tradisional Bali ini adalah dengan cara “memukulkan” bagian tembaga
bundar yang atas (berjumbai merah) ke bagian tembaga bundar bawah yang
menghadap atas. Sehingga timbullah suara
””ceng-ceng-ceng,…ceng-ceng-ceng,..”… Pemainnya biasanya memegang kedua
bagian yang atas dengan menggunakan kedua tanggannya sehingga suaranya
nyaring,keras dan khas simbal Bali…
Ceng-ceng Bali dibuat dengan bentuk kura-kura. Ini bisa dipahami
karena pengukirnya mungkin mengambil tokoh legenda Bali yaitu kura-kura
mistis. Konon, di kebudayaan Bali, kura-kura mistis ini memiliki nilai
magis yaitu menyeimbangkan dunia di atas punggungnya. Tuh, lihat saja:
giginya rapi kayak di’pangur’ dan ada taringnya, kaki-kakinya memiliki jari yang panjang seperti tangan manusia. “Ceng-ceng-ceng,…Ceng-ceng-ceng’
Biasanya ceceng ceng ricik berfungsi untuk membuat angsel.
Dan bisanya cengceng ricik mengikuti angsel angsel dari kendang dan riong .
Di dalam gamelan bali cengceng ricik digunakan pada barungan gamelan
gong kebyar, gong gede, semar pegulingan , pelegongan, bearongan dan
barungan gamelan lainnya.
Di bagian atas perunggu cengceng terdapat tali untuk memegang
cengceng, yang di atas nya terdapat tali atau benang merah yang di buat
sedemikian rupa yang disebut dengan bungan cengceng.
Di Post oleh Adiyuliana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar