Gendang karo atau gendang lima si dalinen terdiri dari lima perangkat alat musik tabuh (perkusi) yang dimainkan oleh lima orang pemusik. Kelima perangkat tersebut adalah satu penaruné, dua penggual, dan dua si malu gong. Gendang Lima sedalanen disebut karena ensambel musik
tersebut terdiri dari lima instrumen musik, yaitu Sarune (aerofon),
gendang indung (membranofon), gendang anak (mebranofon, gung, dan
penganak. Namun biasa juga disebut dengan gendang lima sedalanen,
ranggutna sepulu dua, yaitu angka dua belas untuk hitung-hitungan
perangkat yang dipergunakan seluruhnya, termasuk stik atau alat memukul
instrumen musik tersebut.
Jika diklasifikasi berdasarkan ensambel musik, sebenarnya gendang Karo terdiri dari gendang lima sedalanen dan gendang telu sedalanen. Gendang telu sedalanen adalah terdiri dari tiga instrumen musik yang dimainkan secara bersamaan, yang terdiri dari kulcapi (long neck lute) sebagai pembawa melodi, keteng-keteng (idiokordofon, tube-zhyter) sebagai pembawa ritmis, dan mangkuk mbentar (idiofon) sebagai pembawa tempo.
Kendang
adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit
hewan (kambing). Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di daerah Jawa Barat kendang mempunyai peranan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa Tengah,
Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali kendang selalu digunakan dalam
permainan gamelan baik untuk mengiringi tarian, wayang dan ketoprak.
Tifa adalah alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah
Papua, Maluku dan Nias. Rebana adalah jenis alat musik yang biasa di
gunakan dalam kesenian yang bernafaskan Islam. rebana dapat dijumpai
hampir di sebagian wilayah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar