Selasa, 06 Mei 2014

Serunai




Asal mula serunai diperkirakan berasal dari kata shehnai, alat musik yang berasal dari Lembah Khasmir di daratan India Utara. Alat musik shehnai diduga merupakan perkembangan dari alat musik pungi yang dipakai dalam musik pemikat ular tradisional India.

Setelah dikenal luas di dataran tinggi Minangkabau, serunai menjadi populer sebagai alat musik tiup tradisional Minang. Alat musik ini dikenal merata di Sumatera Barat terutama didataran tinggi seperti di daerah Agam, Tanah Datar dan Lima Puluh Kota juga disepanjang pesisir pantai Sumatera Barat. alat musik ini telah sejak lama dipopulerkan di seluruh Indonesia oleh para imigran dari Minang dan juga telah dikenal sebagai alat musik tradisional masyarakat Banjar Di Kalimantan dengan nama yang sama.

Alat musik ini biasanya dimainkan dalam acara adat yang ramai seperti upacara perkawinan, penghulu (batagak penghulu dalam bahasa Minang) dan sabagainya. Alat musik ini biasa dimainkan dengan bebas, baik perorangan pada saat memanen pada dan saat bekerja diladang. Musik serunai juga dipopulerkan untuk mengiringi pertunjukan pencak silat Minang. Dalam pertunjukannya serunai kadang sering dipadukan dengan alat musik tradisional lain sepertitalemponh, gendang dan lainnya yang menghasilkan perpaduan musik tradisional Minang.


Bahan yang digunakan untuk membuat alat musik tradisional Minang ini terdiri dari batang padi, kayu atau bambu dan tanduk kerbau atau daun kelapa.bagian penata bunya serunai terbuat dari kayu capo ringkik atau batang bambu talang yang ukuranannya sebesar ibu jari. Capo ringkik adalah jenis tanaman perdu yang mempunyai lapisan kayu yang keras namun memiliki bagian dalam yang lunak sehingga mudah untuk dilubangi. Kayu yang panjangnya 20 cm itu kemudian diberi 4 lubang yang masing-masing lubang berjarak 2.5 cm yang berfungsi membari beda tinggi rendahnya nada. Nada yang lazim pada alat musik tradisional Minang seperti serunai adalah nada pentatonis yaitu "do-re-mi-fa-sol".

Bagian yang ditiup pad alat musik serunai biasanya terbuat dara kayu, bambu talang atau batang padi tua. Bagian ini disambungkan oleh bagian penyambung aynag berfungsi sebagai pangkal serunai tersebut. Panjangnya sekitar 5cm dan terbuat dari kayu yang sangat keras. Penyambung ini dilubangi untuk saluran udara tiup yang bersambungan dengan poros badan dan poros corong. Dibagian belakang penyambung ini jagu berbentuk corong yang berdiameter sekitar 2cm.

Bagian corong adalah bagian ujung serunai yang dibentuk membesar seperti akhir ujung alat musik terompet. Fungsi dari bagian ujung ini adalah untuk memperbesar dan memperkuat volume suara. Bagian ini biasanya terbuat dari kayu seperti kayu gabus, tanduk kerbau yang secara alamiah berbentuk lancip mengembang ataupun dari bahan daun kelapa yang dililitkan. Panjangnya sekitar 10 sampai 12 cm dengan garis tengah 6 cm dibagian yang mengembang.

Dalam pembuatan alat musik serunai terdapat spesifikasi yang bervariasi di tiap daerah. Bahkan ada dua jenis serunai yang pengaturan nadanya dengan cara menutup dan membuka  permukaan bagian corong.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar